Thursday, February 16, 2012

INFLASI (INFLATION)

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%-30% setahun; berat antara 30%-100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiscal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

Penggolongan Inflasi
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
  1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
  2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
  3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
  4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Mengukur Inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
  • Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
  • Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
  • Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
  • Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
  • Indeks harga barang-barang modal
  • Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Pengaruh Bank Sentral terhadap Inflasi
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen, salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

Conclusion
Dari penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa inflasi mempunyai pengaruh yang cukup signifikan bagi suatu negara, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Selain itu, inflasi juga sangat berperan pada mata uang suatu negara, semakin tinggi inflasi maka akan menyebabkan nilai mata uang negara tersebut semakin menurun. Pada transaksi Forex, tentu hal ini dapat dijadikan suatu indikator pengambilan keputusan. Kita dapat melihat pengaruh antara inflasi suatu negara  terhadap kekuatan mata uang negaranya. Dengan begitu kita dapat dimudahkan dalam mengetahui keadaan ekonomi suatu negara.
Saat ini, banyak sekali negara-negara yang terlihat mengalami masalah dengan inflasi, hal ini terlihat dari rencana-rencana kebijakan Bank Sentral dari beberapa negara yang ingin menaikkan tingkat suku bunga mereka. Dari sini, dapat kita kaitkan bahwa peningkatan suku bunga adalah untuk menekan laju inflasi yang terjadi pada negara tersebut.
Biasanya, jika terjadi kenaikan inflasi, maka akan mempengaruhi harga komoditas. Oleh sebab itu, tren yang terjadi pada saat inflasi diindikasi akan naik, maka para pelaku market akan mengalokasikan investasinya pada komoditas.
Berikut merupakan rata-rata inflasi setiap negara berdasarkan tingkat pertumbuhan inflasi pertahun.



Tuesday, February 14, 2012

Belajar Investasi Saham? Siapa takut? :)

Sekedar cerita aja nih, kadang suka jenuh untuk menggeluti satu kegiatan yang monoton dan berlangsung secara terus menerus, hahaha itu sih pasti, kecuali kegiatannya sudah beralih fingsi menjadi kebutuhan, (tapi kebutuhan juga sering bikin bosen :D contohnya saya sering merasa bosen untuk makan, padahal itu kan kebutuhan tapi tetep aja ada "masa" malesnya :) 

Iya sama halnya dengan melakukan kegiatan berinvestasi, saat kita menggunakan satu instrumen investasi dalam waktu yang lama, kita pasti ingin mencoba instrumen lain untuk mengisi portofolio investasi kita :) selama ini saya fokus untuk investasi di beberapa instrumen, terutama emas. Tapi ternyata banyak sekali kesempatan yang bisa kita ambil dari sekiaaaaaan banyak jenis investasi. Nah, sekarang ini saya sedang belajar untuk invest Saham (rada telat emang,hahaha) mungkin agak ketinggalan jaman nih, tapi saya memang baru mulai ingin berkenalan dengan dunia persahaman sekarang, makanya saya mencoba mencari beberapa informasi mengenai jenis investasi berkaitan dengan saham, yaaa menurut saya investasi sejenis ini juga merupakan Gold Opportunity yang sayang sekali jika dilewatkan, apalagi sudah banyak bukti-bukti nyata "keberhasilan" berinvestasi saham :) *saya berikutnya, Aamiin..
Setelah cari sana-sini, akhirnya saya dapet nih informasi mengenai jenis-jenis investasi saham, mungkin bisa berguna bagi new comers seperti saya :) lets check this out:


Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham :

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim

a. Saham Biasa (common stock)

· Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan

· Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

· Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.

· Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar deviden.

· Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.


2. Ditinjau dari cara peralihannya

a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

· Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.

· Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)

· Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan

a. Blue – Chip Stocks

· Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stocks

· Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

· Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.

· Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

c. Growth Stocks

1. (Well – Known)

· Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

2. (Lesser – Known)

· Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock.

· Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.


d. Speculative Stock

· Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stockss

· Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

· Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. 

Dan yang terbaru jenis saham yang diperdagangkan di BEI , yaitu ETF (Exchange Trade Fund) adalah gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI) 
ETF dibagi 2, yaitu:

1. ETF index : menginvestasikan dana kelolanya dalam sekumpulan portofolio efek yang terdapat pada satu indeks tertentu dengan proporsi yang sama.
2. Close and ETFs : Fund yang diperdagangkan dibursa efek yang berbentuk perusahaan investasi tertutup dan dikelola secara aktif.

Nah dari sekian banyak jenis Saham yang ada, saya lebih tertarik untuk berinvestasi Saham Index :D selain itu juga ada pilihan untuk berinvestasi saham secara Derivatif. Selain membeli Saham secara langsung, Saham jenis derivatif ini lebih menguntunkan (menurut saya) :D

Berikut ini pilahan investasi saham yang akhirnya saya pilih, setelah beberapa kali bertanya kepada teman-teman yang ahli tentunya:

Index Saham Amerika Serikat, Asia dan Eropa

Transaksi yang saya lakukan meliputi beberapa Index Saham yang terdapat di Amerika Serikat, Asia dan Eropa. Perdagangan dibentuk dalam kontrak futures dan dilaksanakan dengan sistem perdagangan alternatif (SPA), sehingga membuka peluang kepada semua pihak untuk dapat terlibat di dalamnya, dengan modal yang relatif lebih kecil dan tingkat likuiditas yang juga sangat tinggi.

Keunggulannya:
  • Modal investasi lebih kecil, transaksi mudah dan biaya murah.
  • Kemampuan untuk melakukan jual terlebih dahulu (short sell).
  • Likuiditas tinggi, dengan kecepatan pelaksanaan transaksi dalam hitungan detik.
  • Dapat dijadikan sebagai sarana diversifikasi portfolio dan sarana lindung nilai.
  • Volatilitas lebih rendah dan pergerakan harga lebih stabil dibanding saham.
  • Transaksi Online melalui platform.

Saham Amerika Serikat, Saham Jepang, dan Saham Hongkong

Berbeda dengan jenis Saham Index diatas, Saham Individual yang dijual dari ketiga negara ini  diperdagangkan dengan konsep derivatif melalui sistem perdagangan laternatif (SPA). Terdiri dari saham-saham perusahan besar seperti yang ada di NYMEX dan NASDAQ seperti; Apple, Goldman, Google, Boeing, MC Donald, Coca Cola dll. Menggunakan konsep leverage, sehingga memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk terlibat dalam proses transaksi dengan modal lebih kecil dan tingkat likuiditas yang sangat tinggi.

Keunggulan
  • Sebagai sarana diversifikasi investasi dan hedging dari saham-saham AS.
  • Pembeli CFD saham akan mendapatkan Dividen tanpa pemotongan pajak
  • Modal lebih kecil dibanding saham individual, CFD dapat dibeli dengan mudah dan murah.
  • Kemampuan short sell; jual terlebih dahulu tanpa harus membeli sebelumnya.
  • Likuiditas tinggi, dengan kecepatan transaksi dalam hitungan detik.
  • Transaksi Online melalui platform.
Sekian yaaa beberapa informasi yang bisa saya share hari ini, semoga bermanfaat dan membantu..
Next time jika saya sudah mulai profit akan saya update beritanya :) see u