Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat inflasi nasional pada
Oktober sebesar 0,16 persen atau naik 16 persen dari tingkat inflasi
September sebesar 0,01 persen.
Inflasi Oktober disebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas yang
ditunjukkan kenaikan indeks beberapa pengeluaran. Di antaranya tiga
kelompok terbesar, yaitu kelompok sandang sebesar 0,94 persen. Kemudian
kelompok perumahan air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,42
persen. Lalu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar
0,38 persen.
Sementara kelompok komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar
yakni kelompok perumahan air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,10
persen. Kelompok sandang sebesar 0,08 Persen. Dan kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07 persen.
Kepala BPS Suryamin menyebut dari 66 kota yang diukur indeks harga
kumulatif, 37 kota di antaranya mengalami inflasi, dengan inflasi
tertinggi tercatat di Manokwari sebesar 0,97 persen, dan terendah di
Kediri sebesar 0,01 persen.
Sedangkan 29 kota lain mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi di
Ambon sebesar 2,44 persen, sedangkan deflasi terendah di Madiun sebesar
0,01 persen.
Menurut Suryamin, inflasi Oktober masih relatif rendah, karena harga
pangan masih terkendali. Dan diprediksi sampai akhir tahun tren inflasi
akan tetap terjaga dengan tingkat rendah selama harga pangan tidak
melambung naik.
No comments:
Post a Comment