Friday, December 28, 2012

Makin Banyak Orang Tarik Modal dari Wall Street


Bursa saham Amerika Serikat (AS) telah mencatat pergerakan bullishsejak tahun 2009 silam. Namun di sisi lain, sesungguhnya kepercayaan investor terhadap kinerja produk ekuitas menurun setiap tahun.
Sepanjang 11 bulan pertama 2012, indeks acuan S&P 500 mencetak rally sebanyak 13% walaupun diterjang oleh banyak ketidakpastian ekonomi global. Akan tetapi sebuah penelitian menunjukkan bahwa investor perseorangan telah menarik modal dari lantai bursa dengan nilai total mencapai $152 miliar dalam 12 bulan terakhir. Lembaga yang meneliti tentang pergerakan modal masuk ke pasar saham, reksadana dan ETF asal Boston, EPFR Global, memeaparkan fakta tersebut beberapa saat lalu. EPFR menyatakan bahwa tahun 2012 adalah tahun ke-tiga di mana penarikan modal investor dari produk reksadana saham dan ETF mencapai lebih dari $150 miliar.
Kinerja saham yang apik sejauh ini lebih banyak disebabkan oleh aksi beli investor institusi, seperti hedge funds dan pengelola dana pensiun. Gabungan investasi perusahaan-perusahaan tersebut menembus angka $80 miliar saham tahun ini. "Tren penanaman modal antara investor eceran dan investor institusi bertolak belakang sejak Maret 2009," ujar Simon Ringrose, Managing Director EPFR Global. Di bulan November saja, investor individu menarik dananya hampir $19 miliar atau jumlah tertinggi sejak Agustus 2011 lalu, saat kontroversi plafon hutang dan downgrade rating Amerika oleh Standard & Poor's merebak di pasar keuangan. Sementara aksi investor November lalu lebih banyak dipicu oleh kecemasan soal krisis fiskal Amerika yang kian mendekati detik-detik deadline.
Eksodus pemodal dari lantai bursa bukanlah suatu hal yang baru. Investor sudah sejak 2005 mengurangi portofolio di aset saham, namun baru pada 2010 arus penarikan benar-benar melonjak drastis. Banyak pakar keuangan menilai tren penarikan modal dari pasar ekuitas dilakukan oleh sebagian besar investor individu, yang portofolionya pernah tergerus oleh krisis finansial setengah dekade lalu. Dana yang ditarik dari pasar saham kemudian dialihkan ke aset yang lebih aman seperti obligasi, mengingat sudah ada pertimbangan untuk menyelamatkan nilai aset jelang masa pensiun.
Sejak awal tahun ini, investor perseorangan telah menanamkan dana lebih dari $90 miliar ke pasar obligasi. Jumlah tersebut adalah rekor terbesar ke-dua setelah tahun 2009, di mana pemodal individu menaruh $117 miliar dananya ke aset aman. Surutnya kepercayaan investor terhadap prospek saham juga patut dijadikan alasan penting atas trend yang sudah berlangsung lama ini. Di tengah iklim trading dengan frekuensi tinggi, muncul pula banyak kendala atau insiden yang kerap merugikan pemodal, di antaranya adalah crash sistem di bulan Mei 2010 dan gangguan sistem elektronik Nasdaq saat IPO Facebook.

No comments:

Post a Comment