Friday, January 4, 2013

HARGA MINYAK: Terkoreksi, Kontrak Februari Berakhir Di US$92,92 Per Barel

Harga minyak mentah tergelincir dari level tertingginya sejak 3 bulan seiring kekhawatiran bahwa UU anggaran yang baru tidak akan cukup mengurangi defisit anggaran AS.

Melonjaknya jumlah penduduk AS yang mengajukan tunjangan pengangguran juga menjadi sentimen negatif terhadap pergerakan harga minyak mentah dunia.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari turun 20 sen ke level US$92,92 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, pada perdagangan berjangka kemarin harga minyak naik ke level US$93,12 per barel atau level tertinggi sejak 18 September 2012.

Pergerakan harga tersebut sedikit berubah setelah American Petroleum Institue melaporkan bahwa persediaan turun 12 juta barel pada pekan lalu menjadi 358,5 juta. Harga minyak berjangka turun 29 sen atau 0,3% ke level US$92,82 per barel pada perdagangan elektronik hingga pukul 04.49, naik dari US$92,66 sebelum laporan itu dirilis.

Minyak Brent untuk pengiriman Februari turun 33 sen atau 0,3% ke level US$112,14 per barel di bursa berjangka ICE Futures Europe Exchange. Sementara itu minyak mentah kelas laut utara diperdagangkan US$19,22 per barel, turun dari perdagangan sehari sebelumnya US$19,35.

Volume perdagangan di WTI hingga pukul 4.33 PM waktu New York adalah 12% di bawah rerata 100 hari sedangkan volume minyak Brent adalah 3,5%.

"Kami melihat pergerakan minyak mentah sedikit dipicu oleh klaim pengangguran AS," kata Tariq Zahir, seorang pengelola investasi komoditas Tyche Capital Advisors.

"Kesepakatan fiskal tidak menyelesaikan semua masalah. Kami masih memiliki banyak isu besar di depan," tambahnya. (Bloomberg/aca/arh)

No comments:

Post a Comment