Wednesday, January 9, 2013

Cadangan Minyak dan Gas Makin Terkuras


Cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia terus terkuras untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan meningkatkan penerimaan negara. Sebagian besar peningkatan cadangan terbukti itu bukan berasal dari hasil penemuan cadangan baru. Minimnya kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru dikhawatirkan berdampak pada penurunan produksi minyak dan gas bumi.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar, Senin (7/1), di Kantor Badan Geologi Kementerian ESDM, Jakarta, menjelaskan, untuk mempertahankan produksi minyak 900.000 barrel per hari, pengeboran dilakukan paling sedikit di sekitar 700 lapangan migas per tahun atau hampir 2.200 sumur eksplorasi per tahun.
Kenyataannya, saat ini wilayah kerja eksplorasi migas baru mencapai 228 blok. Ke depan, penemuan cadangan baru hasil kegiatan eksplorasi akan mengecil dengan risiko kegagalan penemuan meningkat. Jika tahun 1960-an sebesar 50-60 persen dari penemuan cadangan migas berasal dari lapangan baru, saat ini hanya 12-15 persen penemuan cadangan baru berasal dari lapangan baru.
Data Badan Geologi menunjukkan, sebagian besar cadangan terbukti migas sudah dikuras pada masa lalu. Hingga saat ini, produksi minyak nasional secara kumulatif atau cadangan yang sudah diproduksi mencapai 22,6 miliar setara barrel minyak. Cadangan terbukti saat ini 4 miliar setara barrel minyak. ”Oleh karena itu, investasi untuk kegiatan eksplorasi perlu ditingkatkan,” ujar Sukhyar.
Meski demikian, Badan Geologi optimistis produksi minyak masih berpeluang ditingkatkan. Berdasarkan hasil kajian geologi, masih ada cadangan minyak yang mungkin bisa diproduksi sebesar 43,7 miliar setara barrel minyak. Dengan menerapkan teknologi peningkatan produksi tingkat lanjut, potensi tambahan cadangan minyak bisa mencapai 3,3 miliar barrel atau potensi produksi 700.000 barrel per hari.
Namun, sejauh ini kinerja produksi di lapangan-lapangan produksi dinilai masih belum optimal. Hal ini ditandai oleh rendahnya rasio penggantian cadangan yang disebabkan rendahnya kegiatan pengeboran eksplorasi, khususnya di blok-blok eksplorasi. Penemuan lapangan minyak berskala besar yang terakhir pada tahun 1992, yaitu Lapangan Banyuurip di Blok Cepu, dengan cadangan terbukti sekitar 600 juta barrel minyak.
Di tempat terpisah, beberapa waktu lalu, Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini menyatakan, rendahnya tingkat eksplorasi migas di Indonesia untuk menemukan cadangan baru disebabkan tingginya biaya investasi eksplorasi yang mencapai miliaran rupiah. 

No comments:

Post a Comment