Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) pada Selasa (30/10/2012)
meluncurkan 138 miliar dolar AS dalam pelonggaran moneter baru untuk
meningkatkan ekonomi negara itu yang melambat, menyusul langkah serupa
oleh bank-bank sentral AS dan Eropa.
BoJ mengatakan akan
memperluas program pembelian aset -- alat kebijakan utamanya -- sebesar
11 triliun yen (138 miliar dollar AS) menjadi 91 triliun yen, sekaligus
mempertahankan tingkat suku bunga tidak berubah pada nol hingga 0,1
persen.
Bank sentral telah berada di bawah tekanan kuat para
politisi yang menyerukan tindakan mendesak, karena lebih banyak data
menunjukkan bahwa pemulihan pasca bencana di Jepang melambat akibat
perlambatan global, sementara yen yang kuat juga menekan permintaan
untuk produk-produk Jepang di luar negeri.
Dengan tingkat suku
bunga ultra-rendah, BoJ telah memperluas program pembelian asetnya untuk
menyediakan likuiditas ke pasar ketika bank melakukan pembelian
obligasi pemerintah dan korporasi, serta surat berharga. "Bank sentral
Jepang dinilai tepat melakukan kebijakan pelonggaran moneter lebih
agresif guna mencegah ekonomi Jepang menyimpang dari jalan untuk kembali
ke jalur pertumbuhan yang berkelanjutan dengan kestabilan harga,"
katanya dalam sebuah pernyataan.
Keputusan bank setelah pertemuan
kebijakan, datang ketika produksi industri untuk September datang lebih
lemah dari yang diharapkan, sementara Jepang baru-baru ini membukukan
angka perdagangan September terburuk dalam lebih dari 30 tahun, sebagai
dampak sengketa wilayah dengan China yang memukul ekspor. Bulan lalu,
BoJ mengumumkan rencana untuk memperluas dana sebesar 10 triliun yen.
Spekulasi
tentang pelonggaran BoJ telah menekan nilai yen, dengan dolar merayap
naik di atas 80 yen pada pekan lalu -- suatu keuntungan bagi eksportir
yang terpukul oleh mata uang yang kuat.
No comments:
Post a Comment