Jika berbicara soal kepemilikan obligasi
Amerika, maka tentu tidak bisa lepas dari andil besar China. Negara ini
giat mengoleksi obligasi pemerintah AS dalam jumlah besar yang
terakumulasi dalam beberapa tahun terakhir. Namun demikian, posisi China
sebagai penanam modal terbesar di aset hutang Paman Sam kemungkinan besar disalip oleh rival satu kawasannya dalam waktu dekat, yaitu Jepang.
China hingga Agustus lalu memegang
obligasi pemerintah Amerika senilai total $1,15 triliun. Jumlah tersebut
lebih rendah dibanding angka yang tercatat di awal tahun dan periode
yang sama tahun lalu. Sementara Jepang masih menguasai $1,12 triliun
obligasi Amerika atau 25% lebih banyak dibanding tahun lalu. Jumlah
tersebut masih dapat bertambah karena Jepang berkepentingan mengikis
penguatan kursnya dengan membeli surat hutang luar negeri.
Isu soal besarnya hutang Amerika terhadap
negara lain, khususnya China, telah menjadi komoditas perdebatan calon
presiden. Pada debat 3 Oktober lalu, Mitt Romney mengkritisi besaran
hutang pemerintah kepada China dan bertekad memapas pengeluaran guna
menghindari peminjaman dana serupa di masa depan.
China sendiri tidak sekedar berinvestasi.
Negara itu membeli obligasi AS sebagai salah satu cara menjaga kurs
yuan tetap lemah terhadap dollar. Pembelian obligasi adalah langkah jitu
untuk menangkal apresiasi valuta sehingga harga produk sebuah negara
bisa lebih kompetitif saat diekspor ke negara lain. Tidak hanya itu,
pembelian obligasi asing juga dapat menekan risiko inflasi di sebuah
negara. Meskipun akhirnya Beijing mengubah kebijakan tersebut atas
desakan negara-negara barat, kurs yuan masih termasuk rendah dan
mendukung kinerja pelaku bisnis. Atas dasar itu pula, China tidak
terlalu perlu lagi memborong surat hutang Amerika.
Presiden Obama bahkan memuji kinerjanya
selama menjabat, terkait penurunan nilai tukar yuan. "Mata uang China
sudah turun 11% sejak saya menjabat karena kami menekan mereka," tutur
Obama bangga dalam sebuah kesempatan kampanye.
Sementara Jepang masih berkepentingan
memborong sebanyak mungkin obligasi Amerika karena Tokyo tidak punya
banyak pilihan tempat aman untuk menempatkan dananya. Krisis hutang
telah memaksa pemerintah Jepang melirik aset-aset berbasis Amerika, yang
memang lebih dirasa aman ketimbang surat hutang negara lainnya.
Pemerintah Amerika sangat diuntungkan oleh situasi yang tengah dihadapi
Jepang.
No comments:
Post a Comment